Tasawuf merupakan salah satu
bidang study yang memusatkan pehatian pada pembersihan aspek rohani manusia
yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia.
Terdapat dua jenis dimensi pembersihan :
1. Esoterik = Pembersihan dalam aspek rohani.
2. Eksoterik= Pembersihan dalam aspek
lahiryiah atau jasmaniah . (fiqih)
Islam sebagai Agama yang bersifat
universal tidak hanya menghendaki kebersihan lahiryiah saja namun juga
kebersihan batinah.
Penilaian yang terpenting dalam
islam dalam aspek batiniah, dapat kita lihat syarat diterimanya amal pebuatan
manusia harus di sertai dengan niat.
Dalam Hadist Rasullulah SAW:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله لا
ينظر إلى أجسامكم، ولا إلى صوركم، ولكن ينظر إلى قلوبكم (رواه :مسلم)
Penjelasan dari hadist dia atas:
Sesungguhnya Allah tidak
melihat\menilai pada bentuk, keindahan,kelengkapan jasmani, tetapi menilai dari
hati kita yang beriman, bertaqwa dan akhlak yang mulia. Yang di buktikan dengan
muamalah dan perkataan yang mulia.
Melalui Studi Tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara
melakukan pembersihan diri serta mengamalkannya secara benar.
Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang
pandai mengendalikan dirinya pada saat ia berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan
berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggungjawab,
kepercayaan dan sebagainya.
Dari situ Tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan
moral seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, penindasan dll.
Di tengah-tengah situasi masyarakat yang cenderung mengarah kepada
dekadensi moral seperti gejala-gejala yang tampak pada saat ini (pemerkosaan,
pembunuhan, penipuan, penggunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas,
penimbunan harta kekayaan) semua ini bermula pada kekotoran jiwa manusia. Yaitu jiwa yang jauh dari bimbingan Tuhan yang di sebabkan ia tidak
pernah mencoba mendekati-NYA. Untuk mengatasi masalah ini tasawuflah yang
paling potensi dan otoritas.
Karena di dalam tasawuf di bina secara inensif tenang cara-cara agar
seseorang selalu merasa kehadiran Tuhan dalam dirinya. Dengan demikian Ia akan
malu berbuat menyimpang, karena merasa di perhatikan oleh Tuhan.
Secara historis tasawuf bermula sebagai upaya untuk mengatasi krisis
akhlak yang terjadi di masyarakat islam . yaitu saat islam di abad klasik
(650-1250 M).
Bergelimang dengan harta dan kemewahan sudah mulai terjerumus dalam
kehidupan foya-foya, berbuat dosa, dan akhirnya ia lupa pada tugasnya sebagai
khalifah di muka bumi. Mereka sakit mentalnya sehingga tidak kuat memikul beban
membangun masyarakat. Dalam keadaan sakit mental datang sebuah bangsa mongol di
tahun 1258M. Dan mengalahkan umat islam dengan kehancuran kota bagdhad secara
menyedihkan.
Oleh karena itu
umat islam haruslah intropeksi diri dengan kembali membangun etos kerja yang
dipandu oleh akhlak yang mulia yang dibangun melalui tasawuf.
Namun keadaan ini terjadi
tidak seimbang. Kaum muslimin tampak lebih menangkap aspek ritualitas
lahiriahnya dari tasawuf tersebut, asyik dalam dzikir dan wirid tanpa memberi
pengaruh dalam gerakan sosial masyarakat. Mereka malah menjauhi masyarakat
tidak peduli dengan lingkungan dan akhirnya keadaan umat islam semakin mundur.
Dalam keadaan demikian wajar apabila tasawuf dituduh sebagai biang yg menyebabkan
keadaan umat islam semakin terpuruk.
Namun
belakangan muncul upaya reinterprestasi kembali terhadap istilah
istilah-istilah tasawuf untuk dipahami,
dihayati, dan diamalkan dimensi spiritual dan juga dinamikanya sehingga ia
menjadi motor penggerak terjadinya perubahan sosial yang mengarah kepada
terwujudnya keagungan tuhan.
Tasawuf adalah aspek ajaran islam yang paling penting,
karena peranan tasawuf merupakan jantung atau urat nadi pelaksanaan ajaran
Islam. Tasawuf inilah yang merupakan kunci kesempurnaan amaliah dalam ajaran
Islam. Memang disamping aspek tasawuf, dalam Islam ada aspek lain yaitu apa
yang disebut dengan akidah dan syariah, atau dengan kata lain bahwa yang
dimaksud “ Addin” (Agama) adalah terdiri dari Islam, Iman, dan Ihsan, dimana
ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan. Untuk mengetahui hukum Islam kita harus lari pada syariat atau fiqih,
untuk mengetahui hukum Iman kita harus
lari pada ushuludin atau akidah dan
untuk mengetahui kesempurnaan Ihsan kita
masuk kedalam Tasawuf. Oleh karena itu, Tasawuf ada kalanya membawa orang
menjadi sesat dan musrik apabila seseorang bertasawuf tanpa bertauhid dan
bersyariat.
Dengan demikian banyak peneliti yang
mengkonsentrasikan kajiannya pada tasawuf, sejalan dengan pemikiran tersebut,
maka akan di jelaskan model-model penelitian dalam bidang tasawuf.
A.
PENGERTIAN TASAWUF
Dari segi bahasa
(linguistik) Harun Nasution menyebutkan lima istilah yang berhubungan dengan
tasawuf,
-
Al-suffah yaitu orang yang ikut pindah dengan nabi dari
mekkah ke madinah.
-
Saf yaitu barisan yang dijumpai dalam melaksanakan sholat
berjama’ah.
-
Sufi yaitu bersih dan suci.
-
Sophos (bahasa yunani: hikmah)
-
Suf :kain wol.
Dengan demikian dari
segi bahasa tasawuf menggambarkan keadaan yang selalu berorientasi pada
kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup sederhana,
mengutamakan kebenaran, dan rela berkorban dengan tujuan tujuan yang lebih
mulia di sisi Allah, sikap demikian pada akhirnya membawa seseorang berjiwa
tangguh, memiliki daya tangkal yang kuat dan efektif terhdap berbagai godaan
hidup yang menyesatkan.
Selain dari segi bahasa tasawuf juga dapat dlihat
dari segi istilah, dalam kaitan ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para
ahli,
1.
Pertama, sudut pandang manusia sebagai mahluk terbatas :
didefinisikan sebagai upaya mensucukan diri dengan cara menjauhkan kehidupan
dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah.
2.
Sudut pandang manusia sebagai mahluk yang harus berjuang
: didefinisikan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber
pada ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT .
3.
Sudut pandang manusia sebagai mahluk bertuhan:
didefinisikan sebagai kesadaran fitrah (perasaan percaya kepada tuhan) yang
dapat mengarahkan jiwa agar selalu tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat
menghubungkan manusia dengan Tuhan.
Jika
ketiga definisi tersebut satu sama lain dihubungkan tampak bahwa tasawuf
intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat
membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan duniawi, selalu dekat dengan
Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak yang mulia.
Tasawuf atau sufisme
adalah salah satu jalan yang diletakkan Tuhan dalam lubuk Islam dalam rangka
menunjukkan mungkinnya pelaksanaan kehidupan rohani bagi jutaan manusia yang
sejati yang telah berabad-abad mengikuti dan terus mengikuti agam yang
diajarkan Al-Quran.
Dengan menempatkan
pengertian yang proporsional sebagai di ucapkan di atas, tampak tasawuf tidak
mengesankan keterbelakangan, kemunduran atau semacamnya, melainkan justru
memperlihatkan ketangguhan jiwa dalam menghadapi berbagai problema hidup yang
senantiasa datang silih berganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar