Senin, 31 Oktober 2016

Study Ilmu Tasawuf


        Tasawuf merupakan salah satu bidang study yang memusatkan pehatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia.

Terdapat dua jenis dimensi pembersihan : 
                   1. Esoterik  = Pembersihan dalam aspek rohani.
                   2. Eksoterik= Pembersihan dalam aspek lahiryiah atau jasmaniah . (fiqih)
Islam sebagai Agama yang bersifat universal tidak hanya menghendaki kebersihan lahiryiah saja namun juga kebersihan batinah.
Penilaian yang terpenting dalam islam dalam aspek batiniah, dapat kita lihat syarat diterimanya amal pebuatan manusia harus di sertai dengan niat.

Dalam Hadist Rasullulah SAW:  
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله لا ينظر إلى أجسامكم، ولا إلى صوركم، ولكن ينظر إلى قلوبكم (رواه :مسلم)
 
Penjelasan dari hadist dia atas:
 Sesungguhnya Allah tidak melihat\menilai pada bentuk, keindahan,kelengkapan jasmani, tetapi menilai dari hati kita yang beriman, bertaqwa dan akhlak yang mulia. Yang di buktikan dengan muamalah dan perkataan yang mulia.
 
Melalui Studi Tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkannya secara benar.
Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya pada saat ia berinteraksi  dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggungjawab, kepercayaan dan sebagainya.
Dari situ Tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, penindasan dll.
Di tengah-tengah situasi masyarakat yang cenderung mengarah kepada dekadensi moral seperti gejala-gejala yang tampak pada saat ini (pemerkosaan, pembunuhan, penipuan, penggunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, penimbunan harta kekayaan) semua ini bermula pada kekotoran jiwa manusia. Yaitu jiwa yang jauh dari bimbingan Tuhan yang di sebabkan ia tidak pernah mencoba mendekati-NYA. Untuk mengatasi masalah ini tasawuflah yang paling potensi dan otoritas.
Karena di dalam tasawuf di bina secara inensif tenang cara-cara agar seseorang selalu merasa kehadiran Tuhan dalam dirinya. Dengan demikian Ia akan malu berbuat menyimpang, karena merasa di perhatikan oleh Tuhan.   


Secara historis tasawuf bermula sebagai upaya untuk mengatasi krisis akhlak yang terjadi di masyarakat islam . yaitu saat islam di abad klasik (650-1250 M).
Bergelimang dengan harta dan kemewahan sudah mulai terjerumus dalam kehidupan foya-foya, berbuat dosa, dan akhirnya ia lupa pada tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Mereka sakit mentalnya sehingga tidak kuat memikul beban membangun masyarakat. Dalam keadaan sakit mental datang sebuah bangsa mongol di tahun 1258M. Dan mengalahkan umat islam dengan kehancuran kota bagdhad secara menyedihkan.
Oleh karena itu umat islam haruslah intropeksi diri dengan kembali membangun etos kerja yang dipandu oleh akhlak yang mulia yang dibangun melalui tasawuf.


Namun keadaan ini terjadi tidak seimbang. Kaum muslimin tampak lebih menangkap aspek ritualitas lahiriahnya dari tasawuf tersebut, asyik dalam dzikir dan wirid tanpa memberi pengaruh dalam gerakan sosial masyarakat. Mereka malah menjauhi masyarakat tidak peduli dengan lingkungan dan akhirnya keadaan umat islam semakin mundur. Dalam keadaan demikian wajar apabila tasawuf dituduh sebagai biang yg menyebabkan keadaan umat islam semakin terpuruk.

Namun belakangan muncul upaya reinterprestasi kembali terhadap istilah istilah-istilah  tasawuf untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan dimensi spiritual dan juga dinamikanya sehingga ia menjadi motor penggerak terjadinya perubahan sosial yang mengarah kepada terwujudnya keagungan tuhan.

 
Tasawuf adalah aspek ajaran islam yang paling penting, karena peranan tasawuf merupakan jantung atau urat nadi pelaksanaan ajaran Islam. Tasawuf inilah yang merupakan kunci kesempurnaan amaliah dalam ajaran Islam. Memang disamping aspek tasawuf, dalam Islam ada aspek lain yaitu apa yang disebut dengan akidah dan syariah, atau dengan kata lain bahwa yang dimaksud “ Addin” (Agama) adalah terdiri dari Islam, Iman, dan Ihsan, dimana ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan. Untuk mengetahui hukum Islam kita harus lari pada syariat atau fiqih, untuk mengetahui hukum Iman kita harus lari pada ushuludin atau akidah dan untuk mengetahui kesempurnaan Ihsan kita masuk kedalam Tasawuf. Oleh karena itu, Tasawuf ada kalanya membawa orang menjadi sesat dan musrik apabila seseorang bertasawuf tanpa bertauhid dan bersyariat.

            Dengan demikian banyak peneliti yang mengkonsentrasikan kajiannya pada tasawuf, sejalan dengan pemikiran tersebut, maka akan di jelaskan model-model penelitian dalam bidang tasawuf.

    A.      PENGERTIAN TASAWUF
         Dari segi bahasa (linguistik) Harun Nasution menyebutkan lima istilah yang berhubungan dengan tasawuf,
-          Al-suffah yaitu orang yang ikut pindah dengan nabi dari mekkah ke madinah.
-          Saf yaitu barisan yang dijumpai dalam melaksanakan sholat berjama’ah.
-          Sufi yaitu bersih dan suci.
-          Sophos (bahasa yunani: hikmah)
-          Suf :kain wol.

Dengan demikian dari segi bahasa tasawuf menggambarkan keadaan yang selalu berorientasi pada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup sederhana, mengutamakan kebenaran, dan rela berkorban dengan tujuan tujuan yang lebih mulia di sisi Allah, sikap demikian pada akhirnya membawa seseorang berjiwa tangguh, memiliki daya tangkal yang kuat dan efektif terhdap berbagai godaan hidup yang menyesatkan.

                Selain dari segi bahasa tasawuf juga dapat dlihat dari segi istilah, dalam kaitan ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli,
1.       Pertama, sudut pandang manusia sebagai mahluk terbatas : didefinisikan sebagai upaya mensucukan diri dengan cara menjauhkan kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah.
2.       Sudut pandang manusia sebagai mahluk yang harus berjuang : didefinisikan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT .
3.       Sudut pandang manusia sebagai mahluk bertuhan: didefinisikan sebagai kesadaran fitrah (perasaan percaya kepada tuhan) yang dapat mengarahkan jiwa agar selalu tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan.

Jika ketiga definisi tersebut satu sama lain dihubungkan tampak bahwa tasawuf intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan duniawi, selalu dekat dengan Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak yang mulia.

Tasawuf atau sufisme adalah salah satu jalan yang diletakkan Tuhan dalam lubuk Islam dalam rangka menunjukkan mungkinnya pelaksanaan kehidupan rohani bagi jutaan manusia yang sejati yang telah berabad-abad mengikuti dan terus mengikuti agam yang diajarkan Al-Quran.
Dengan menempatkan pengertian yang proporsional sebagai di ucapkan di atas, tampak tasawuf tidak mengesankan keterbelakangan, kemunduran atau semacamnya, melainkan justru memperlihatkan ketangguhan jiwa dalam menghadapi berbagai problema hidup yang senantiasa datang silih berganti.